Doa Kepergian
Terimakasih teman teman,atas doa'nya
1 minggu yang melelahkan diantara hentakan badai dan gelobang setinggi 5 - 7 meter menyusuri tepian pantai barat Indonesia dipenghujung bulan Oktober ketika berita itu pertama kuterima melalui SMS di BMKG malam 25 Oct 2010, satu bulan sebelumnya kusiapkan rencana simulasi gempa dan tsunami Kota Padang setelah surat dilayangkan walikota ke kantor untuk membantu proses penyusunan rencana Protap Simulasi Kota Padang. Peta panduan bencana Tsunami tercetak 35.000 lembar tersebar disemua wilayah dan masih banyak permintaan dari masyarakat. Malam 25 Oktober 2010, pukul 22.45 gempa 7.2 SR mengguncang Pagai Selatan masyarakat kota padang lari berhamburan tak tentu arah walau kampanye kesiapsiagaan sudah kami buat di stasiun TV dan diputar 8 kali per hari, Billboard tentang kesiapsiagaan yang terpajang di sudut sudut jalan utama ' Benarkan semua akan segera terjadi gempa besar yang diramalkan 200 tahun itu " Semua termenung dalam kekhawatiran, lewat jaringan RAPI berita itu kusebarkan dan disambut oleh rekan rekan di frekuensi semua siaga. Sempat menenangkan masyarakat dan menemani mengungsi di Mushola sambil menjelaskan bagaimana gempa dan tsunami bisa terjadi kemudian langkah langkah apa yang harus dilakukan....agar mereka juga yakin bahawa saat ini padang aman, bisa kembali kerumah masing masing. Memberikan laporan kondisi kepada Eryn Charter Head Quarter Mercy Corps Padang to reporting condition and situation. Malam itu terus menerus gempa dirasakan dengan kekuatan yang berbeda beda dan telpon berdering setiap saat menanyakan kondisi dan potensi yang mungkin terjadi. lewat pukul 04.00 dini hari baru bisa sedikit terlelap.
26 Oktober 2010 Persiapan acara Simulasi gempa dan Tsunami Kota Padang hampir semua staff masuk kantor dan bercerita bagaimana saat kejadian gempa tadi malam, panik, gelisah tak tentu arah...team terbagi menjadi 2 kelompok untuk bergabung dengan team lainnya dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Padang, SAR, PMI, DInsos, Pemadam,PMI dll titik satarting pertama Gor Agus salim, startimng ke dua AKBP melting point adalah SMU 1 Padang gedung baru yang mendapat bantuan dari LSM Budha Tzu Chi gedung sekolah 4 lantai dilengkapi Helipad dan juga vertikal evakuasi dengan daya tampung 10.000 orang.
massa bergerak setelah mendapat aba aba sirine yang meraung raung 20 - 45 menit waktu yang tersedia untuk segera meninggalkan bibir pantai jika tsunami mungkin terjadi, jalan mulai sibuk anak anak sekolah, SD, SMP dan SMU berlarian jalan di blopkir oleh Dishub, Polisi diarahkan menuju titik evakuasi. Komando diambil alih dengan lari lari kecil kuikuti langkah mereka menuju titik evakuasi yang disepakai 10 menit....berlalu dan semua berkumpul diatas atap berlantai 3.
Komando diambil alih gempa 8,2 SR berpotensi tsunami semua mengungsi ke atas korban berjatuhan dan segera mendapatkan perawatan team Medis……semua berdoa…semua terdiam terpaku.
Satu persatu korban berjatuhan dan jumlahnya semakin bertambah 3 hari loss kontak informasi dengan staff di mentawai kekhawatiran itu selalu membayangi sanggupkah mereka bertahan dan akan selamat hingga detik kali ini.
3 tahun menjelajahi mentawai berbagi pengalaman tentang apa bencana,gempa tsunami menyusuri sungai dan tebing tebing batu, menerjang ombak yang datang silih berganti mengajarkan pada mereka arti tentang hidup dan kesiapsiagaan.
Hingga saat berlalu kami harus pergi dengan sebuah pertanyaan besar di dalam hati “ kapan semua itu akan terjadi “
Benarkah yang sudah kuajarkan, selamatkah mereka disaat semua itu mungkin nanti akan terjadi kekhawatiran dan kegalauanku itu terjawab kini….
Aku tak kehilangan dirimu adikku, aku tak kehilangan dirimu saudaraku, aku tak kehilangan kalian keluargaku…walau rumah dan harta benda musnah namun jiwa kalian masih bisa bertahan bahkan menyelamatkan banyak dusun lainnya yang telah kalian bantu dengan berbagi pengalaman tentang bagaimana harus berbuat sebelum, saat dan sesudah bencana itu terjadi….amien ya rabbal alamien ya Alloh…
Namun kesedihan itu tak juga berakhir masih banyak daerah yang belum sempat kami dampingi walau seharusnya pada awal tahun 2010 semua bisa dilakukan MOU yang ditulis tak lagi berharga kali ini, rencana yang kami buat tak lagi menyelamatkan kalian saat ini semoga menjadi pelajaran berharga bagi sulitnya sebuah birokrasi.
Ayah kudoakan semoga menjadi lapang perjalanan panjangmu, menuju mimpi dan harapan yang selalu kau ceritakan pada kami anakkmu yang telah menjadi bagian hidup dari mereka yang tertimpa bencana, menjadi teman dan keluarga mereka yang terperi, tempat mengadu dan berbagi kurelakan tidur panjangmu tanpa kehadiranku.
Kamis 4 Oktober 2010
Pagi langit nampak semakin gelap hujan tak juga berhenti dari tadi malam, angin yang berhembus keras tak menyurutkan langkahku menuju POSKO Penanggulangan Bencana, menyusun meeting koordinasi dengan rekan rekan dari NGO, UN dan BNPB untuk langkah yang lebih baik kedepannya mengingat kesulitan transportasi dan distribusi bantuan menuju lokasi bencana. Relawan mulai gelisah cuaca yang tak segera membaik 3 kapal dengan berat 150 ton meluncur bergantian hanya satu yang bisa melewati badai, diatasnya para marinir tersenyum getir melihat ketinggian ombak, 2 staff Mercy Corps ikut serta dalam operasi distribusi Icha dan Wahyudi setelah pengalaman pertama distribusi di dusun Sabeu gungung tgl 30 Oktober 2010 yang luluh lantak dihantam tsunami 10 menit waktu yang ada sebelum gelombang itu datang menghancurkan perkampungan kisah sedih dan pilu tak lagi bisa dilantunkan dalam kata kata.
Lepas siang ketika pulang Long Boat sampan kayu berukuran panjang 8 meter lebar 90 meter melaju diantara derasnya gelombang laut setinggi pohon kelapa dan pekatnya hujan yang deras mengguyur Icha, wahyudi, giman, Iyan adalah orang orang yang belum pernah merasakan bagaimana gelombang itu datang bertubi tubi. Semua membisu ….pulau di depan mulai samar samar dan kemudian hilang tertutup kabut tebal dan derasnya hujan membentuk awan tipis …dipermukaan gelombang.
Sempat berseloroh “ Icha kalau kameramu water proof kamu bisa mendapatkan moment yang tidak akan kamu lupakan sepanjang hidupmu dan terdokumentasi secara nyata bukan hanya di dalam hati dan kenangan memorimu…Pandangan mata itu membeku antara kepasrahan dan harapan agar segera dapat keluar dari situasi itu…terlihat speed mayang mesin 600 PK melaju dengan kencang melewati kami menghindari badai yang telah mengepung kami.
2 jam dalam kepungan gelombang air mulai masuk kedalam sampan berkali kali oleng kekiri dan kanan, dengan cepat kuambil gayung dan segera menguras air yang mulai memenuhi isi dalam sampan….
Haruskah mereka merasakan yang sering kami rasakan …Tuhan semoga tak terjadi apa apa kali ini…
Pukul 09.30 diantara jalanan berair dan becek Pasi Teritorial KODIM menjabat erat “ Semangat teman ….” Kita sama sama berjuang …” baik tak ada waktu yang akan kusia siakan kalin ini “.
09.45 langit semakin menghitam ombak bergejolak KRI Teluk Cirebon merapat kedermaga semua diam membisu kedalam tenda peleton dan barak, Di Posko masih sibuk menyiapkan data korban dan kerusakan termasuk bantuan masuk dan keluar kemana saja harus didistribusikan. Koneksi internet dari TSF (Telecome San Frontiere) masih belum juga memenuhi harapan rekan rekan untuk segera mengirim laporan….
10.00 telpon berdering dari Hapea “ Mas ada masyarakat yang butuh tenda peleton untuk Posko di pengungsian Taikako “ mereka sudah menunggu kalau diijinkan barangnya mau dibawa …”
“ Bawa saja kebetulan masih ada satu tenda peleton “ nanti minta surat tanda terimanya dan juga foto dokumentasi ..”
Semoga bisa membantu disaat hujan mereka tentu sangat memerlukan segera…
11.30 …Pak Endang BNPB Jakarta meminta briefing dengan teman teman tentang Cluster (kelompok kerja) siapa melakukan apa untuk tahap emergency dan recovery:
Mercy Corps berecana Focus di bidang Livelihood (pemuliohan ekonomi) Agriculture, Livestock, fisheries ,forestry, farmer, fish pond etc kemudian juga di WASH (Water Sanitation and Health), Pendidikan UNICEF dan Save The Children, Perumahan PU dan PMI, Kesehatan Dinkes dan WHO, Koordinasi UN OCHA, Emergency Basarnas, Logistik Bulog dan IOM, Pangan WFP ….
12.00 masih ingat makan tak seperti biasanya makan sampaui larut larut makan pagi, makan siang, makan malam digabungkan …sadar bahwa itu kebiasaan buruk….
13.00 telpon bordering dengan suara terbata bata terdengar berita itu ….”Mas ayah sudah berpulang….sabar ya tadi informasinya jam 10.00, namun tidak bisa dihubungi baru masuk sekarang telponnya “….
Sesaat kemudian terhenyak bagaimana untuk bisa segera mencapai jawa…hujan badai tak juga berhenti…” ya Alloh kuatkan hambamu kali ini “…
Segera telpon ke jawa …bagaimana kondisi Ibu…
“ Ibu sudah merelakan kepergian ayah, mas…tadi sekitar jam 10.00 dan hari ini langsung dimakamkan “ sabar ya kami sudah berkumpul semua tetangga tentangga juga ayah sudah dibaringkan diruang tengah….minta tolong dikabari keluarga yang lainnya “. Deny adik bungsuku masih dengan nada tegar mencoba mengisahkan kejadian tersebut….
Baik mas segera telpon yang lain, namun tidak bisa berharap banyak untuk segera kembali cuaca tidak memungkinkan dan juga transportasi tidak ada…mas coba mencari segala akses untuk segera pulang…
13.30 ijin kepada Kepala BPBD untuk tidak ikut rapat sekaligus pemberitahuan kabar belasungkawa, teman teman mohon maaf tidak bisa hadir dan membantu mungkin saya akan segera pulang ke jawa berkenaan dengan berpulangnya Ayahanda hari ini…
Turut berbelasungkawa teman…semoga pengorbananmu tidak pernah sia sia….(ucapan simpati dari rekan rekan seperjuangan)….dari PMI menawarkan Helikopter sampai dengan Muko muko..(jangan heli itu lebih dibutuhkan disini daripada untuk mengantar aku pulang)…
Coba menghubungi Nahkoda Kapal Labobar kapal PELNI yang mengantar bantuan dari Jakarta sudah 1 minggu bersandar di mentawai bongkar bantuan dan mengangkut relawan…mala mini berangkat kembali menuju Jakarta…lego jangkar ditengah selat….
Jam 16.30 ijin ADPEL (adminstratur pelabuhan) harus membuat surat persetujuan dan sepengetahuan camat untuk naik kapal dan kembali ke Jakarta…printer rusak…surat salah ketik ..Ya Alloh berikan aku kesabaran dan ketenangan saat ini…
17.00 surat ditandatangani…
Selamat tinggal Sikakap, sampai nanti Pagai aku harus pergi kali ini…..
Mencari boat kayu transfer menuju kapal Labobar 3 kali bolak balik dariPelabuhan TPI, Hotel Lestari hingga pada akhirnya kembali ke pelabuhan depan Kecamatan…sewa boat menuju Kapal Labobar
Tangga diturunkan dari Kapal…naik tingkat demi tingkat menuju Palka…selamat datang crew ABK Kapal menyambut dengan Ramah…
Masih sempat membuat laporan kegiatan yang dilakukan….sebelum pergi..
Laporan distribusi bantuan
Lapran resources tokoh kunci yang harus dihubungi
Pembicaraan perekrutran Volunteer READY dan YCM
Strategy distribusi bantuan
Sewa rumah untuk kantor
Planing Program kedepan
Sewa Sepda motor
Menunggu barang bantuan kiriman dari padang
Meninmggalkan peralatan standart Security untuk teman teman…
Labobar…Dek 5 di barak kasur berjajar…
Ibu Doter Tatik menyambuat …” Mas apa kabar mau pulang “
Iyan pegawai BPBD Kota Padang wah mas ketemu kita jangan bilang sama Bapak ya saya kabur kementawai karena sudah gak sabar ingin membantu mereka….
Niko PMI Cabang Jakarta Raya …met kenal mas beruntung saya bisa sampai mentawai dan ikut membantu masyarakat…
KONICHI wartawan dari Jepang …Arigato wawan san kita ketemu lagi saya ingin banyak dengar ceritamu tentang mentawai dan bagaimana kamu menyiapkan masyarakat untuk menghindari bencana…terimakasih atas foto foto dan film yang kamu bagikan, saya sangat beruntung bisa ketemu dengan kamu nanti satu tahun lagi aku akan datang kembali dan meminta bantuanmu…
Labobar kapal wilayah INDONESIA timur yang datang ke mentawai membawa bantuan dan relawan…akhirnya kembali ….jam 17.00 naik ke kapal jam 01.00 dini hari meluncur menuju tanjung priok….
12.00 daratan Bengkulu sudah terlihat deretan gunung dan bukit bukit disisi sebelah kiri….
5 November 2010
02.00 dini hari Kapal segera merapat 1 jam lagi dipelabuhan Tanjung Priok….tak ada mimpi yang bisa terlewati disepanjang malam, tak ada tidur lelap yang bisa kulalui kali ini…
masih sempat kontak Fk KBPA yang tertahan di Lantamil KRI menuju SIkakap Mentawai belum jalan...Capung CS tidak sempat ketemu silahkan kalau sampai mentawai langsung gabung dengan Team Ready di Sipora hubungi Posko Jimmy Richard Haris di Sikakap Hubungi Paret Sirileleu atau Andri Zainul dan Jos Kamatir
03.00 mendarat dipelabuhan …say goodbye to volunteer Wanadri, Doklter MDMC Palembang, Dokter DKK Kota Padang, Metro TV dan lain lain…
Selamat tinggal sobat sampai ketemu nanti
03.20 menuju terminal tanjung priok …bis Moda Bandara Sukarno Hatta…berharap dapat tiket pagi untuk bisa segera sampai ke Semarang…
Sriwijaya tiket sudah habis hari ini..terminal 1 A
Lion Air ..tiket Sudah habis hari ini …..terminal 1 B
Batavia tiket hanya ada nanti jam 16.30 terminal 1C….ya sudah saya coba cari yang lain dulu….
Keliling…hubungi kantor…ya ampun sekarang hari libur …tak bisa berharap banyak untuk minta bantuan..
“Mas ini ada tiket jam 08.30 ke Semarang 750.000 ….mau “
“ Tidak pak terimakasih…..bukan sayang uang untuk segera ketemu dengan keluarga dan berdoa dipusara Ayah “ namun saya tak ingin calo itu mendapatkan kesempatan menelantarkan orang karena tiket telah mereka borong …demi hukum dan keadilan…
Bang saya ambil tiket yang jam 16.30 …Loket BATAVIA Bandara Sukarno Hatta…jam 07.00
Keluar dari loket…” Bang masih mau ini tiket 600 ribu lah…”
“ Maaf bang saya sudah beli tiket yang sore “….
550 ribu bang….murah ini langsung berangkat…
“ terimakasih bang saya sudah ambil tiket yang sore “ , kasihan orang lain…berikan saja kepada mereka jika abang mau..
10 jam waktu kulalui menunggu di bandara…2 majalah tempo kubaca dan kusimpan “ WHEN DISASTER STRIKES “
Kumulai lagi menulis kata demi kata…
Ayah doa kami selalu menyertai kepergianmu…
Anakmu
Wawan Budianto
November 6, 2010 Sisipan buku “ Dipuncak Gelombang “
emphaty
berbagi

1 minggu yang melelahkan diantara hentakan badai dan gelobang setinggi 5 - 7 meter menyusuri tepian pantai barat Indonesia dipenghujung bulan Oktober ketika berita itu pertama kuterima melalui SMS di BMKG malam 25 Oct 2010, satu bulan sebelumnya kusiapkan rencana simulasi gempa dan tsunami Kota Padang setelah surat dilayangkan walikota ke kantor untuk membantu proses penyusunan rencana Protap Simulasi Kota Padang. Peta panduan bencana Tsunami tercetak 35.000 lembar tersebar disemua wilayah dan masih banyak permintaan dari masyarakat. Malam 25 Oktober 2010, pukul 22.45 gempa 7.2 SR mengguncang Pagai Selatan masyarakat kota padang lari berhamburan tak tentu arah walau kampanye kesiapsiagaan sudah kami buat di stasiun TV dan diputar 8 kali per hari, Billboard tentang kesiapsiagaan yang terpajang di sudut sudut jalan utama ' Benarkan semua akan segera terjadi gempa besar yang diramalkan 200 tahun itu " Semua termenung dalam kekhawatiran, lewat jaringan RAPI berita itu kusebarkan dan disambut oleh rekan rekan di frekuensi semua siaga. Sempat menenangkan masyarakat dan menemani mengungsi di Mushola sambil menjelaskan bagaimana gempa dan tsunami bisa terjadi kemudian langkah langkah apa yang harus dilakukan....agar mereka juga yakin bahawa saat ini padang aman, bisa kembali kerumah masing masing. Memberikan laporan kondisi kepada Eryn Charter Head Quarter Mercy Corps Padang to reporting condition and situation. Malam itu terus menerus gempa dirasakan dengan kekuatan yang berbeda beda dan telpon berdering setiap saat menanyakan kondisi dan potensi yang mungkin terjadi. lewat pukul 04.00 dini hari baru bisa sedikit terlelap.
26 Oktober 2010 Persiapan acara Simulasi gempa dan Tsunami Kota Padang hampir semua staff masuk kantor dan bercerita bagaimana saat kejadian gempa tadi malam, panik, gelisah tak tentu arah...team terbagi menjadi 2 kelompok untuk bergabung dengan team lainnya dari BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Padang, SAR, PMI, DInsos, Pemadam,PMI dll titik satarting pertama Gor Agus salim, startimng ke dua AKBP melting point adalah SMU 1 Padang gedung baru yang mendapat bantuan dari LSM Budha Tzu Chi gedung sekolah 4 lantai dilengkapi Helipad dan juga vertikal evakuasi dengan daya tampung 10.000 orang.
massa bergerak setelah mendapat aba aba sirine yang meraung raung 20 - 45 menit waktu yang tersedia untuk segera meninggalkan bibir pantai jika tsunami mungkin terjadi, jalan mulai sibuk anak anak sekolah, SD, SMP dan SMU berlarian jalan di blopkir oleh Dishub, Polisi diarahkan menuju titik evakuasi. Komando diambil alih dengan lari lari kecil kuikuti langkah mereka menuju titik evakuasi yang disepakai 10 menit....berlalu dan semua berkumpul diatas atap berlantai 3.
Komando diambil alih gempa 8,2 SR berpotensi tsunami semua mengungsi ke atas korban berjatuhan dan segera mendapatkan perawatan team Medis……semua berdoa…semua terdiam terpaku.
Satu persatu korban berjatuhan dan jumlahnya semakin bertambah 3 hari loss kontak informasi dengan staff di mentawai kekhawatiran itu selalu membayangi sanggupkah mereka bertahan dan akan selamat hingga detik kali ini.
3 tahun menjelajahi mentawai berbagi pengalaman tentang apa bencana,gempa tsunami menyusuri sungai dan tebing tebing batu, menerjang ombak yang datang silih berganti mengajarkan pada mereka arti tentang hidup dan kesiapsiagaan.
Hingga saat berlalu kami harus pergi dengan sebuah pertanyaan besar di dalam hati “ kapan semua itu akan terjadi “
Benarkah yang sudah kuajarkan, selamatkah mereka disaat semua itu mungkin nanti akan terjadi kekhawatiran dan kegalauanku itu terjawab kini….
Aku tak kehilangan dirimu adikku, aku tak kehilangan dirimu saudaraku, aku tak kehilangan kalian keluargaku…walau rumah dan harta benda musnah namun jiwa kalian masih bisa bertahan bahkan menyelamatkan banyak dusun lainnya yang telah kalian bantu dengan berbagi pengalaman tentang bagaimana harus berbuat sebelum, saat dan sesudah bencana itu terjadi….amien ya rabbal alamien ya Alloh…
Namun kesedihan itu tak juga berakhir masih banyak daerah yang belum sempat kami dampingi walau seharusnya pada awal tahun 2010 semua bisa dilakukan MOU yang ditulis tak lagi berharga kali ini, rencana yang kami buat tak lagi menyelamatkan kalian saat ini semoga menjadi pelajaran berharga bagi sulitnya sebuah birokrasi.
Ayah kudoakan semoga menjadi lapang perjalanan panjangmu, menuju mimpi dan harapan yang selalu kau ceritakan pada kami anakkmu yang telah menjadi bagian hidup dari mereka yang tertimpa bencana, menjadi teman dan keluarga mereka yang terperi, tempat mengadu dan berbagi kurelakan tidur panjangmu tanpa kehadiranku.
Kamis 4 Oktober 2010
Pagi langit nampak semakin gelap hujan tak juga berhenti dari tadi malam, angin yang berhembus keras tak menyurutkan langkahku menuju POSKO Penanggulangan Bencana, menyusun meeting koordinasi dengan rekan rekan dari NGO, UN dan BNPB untuk langkah yang lebih baik kedepannya mengingat kesulitan transportasi dan distribusi bantuan menuju lokasi bencana. Relawan mulai gelisah cuaca yang tak segera membaik 3 kapal dengan berat 150 ton meluncur bergantian hanya satu yang bisa melewati badai, diatasnya para marinir tersenyum getir melihat ketinggian ombak, 2 staff Mercy Corps ikut serta dalam operasi distribusi Icha dan Wahyudi setelah pengalaman pertama distribusi di dusun Sabeu gungung tgl 30 Oktober 2010 yang luluh lantak dihantam tsunami 10 menit waktu yang ada sebelum gelombang itu datang menghancurkan perkampungan kisah sedih dan pilu tak lagi bisa dilantunkan dalam kata kata.
Lepas siang ketika pulang Long Boat sampan kayu berukuran panjang 8 meter lebar 90 meter melaju diantara derasnya gelombang laut setinggi pohon kelapa dan pekatnya hujan yang deras mengguyur Icha, wahyudi, giman, Iyan adalah orang orang yang belum pernah merasakan bagaimana gelombang itu datang bertubi tubi. Semua membisu ….pulau di depan mulai samar samar dan kemudian hilang tertutup kabut tebal dan derasnya hujan membentuk awan tipis …dipermukaan gelombang.
Sempat berseloroh “ Icha kalau kameramu water proof kamu bisa mendapatkan moment yang tidak akan kamu lupakan sepanjang hidupmu dan terdokumentasi secara nyata bukan hanya di dalam hati dan kenangan memorimu…Pandangan mata itu membeku antara kepasrahan dan harapan agar segera dapat keluar dari situasi itu…terlihat speed mayang mesin 600 PK melaju dengan kencang melewati kami menghindari badai yang telah mengepung kami.
2 jam dalam kepungan gelombang air mulai masuk kedalam sampan berkali kali oleng kekiri dan kanan, dengan cepat kuambil gayung dan segera menguras air yang mulai memenuhi isi dalam sampan….
Haruskah mereka merasakan yang sering kami rasakan …Tuhan semoga tak terjadi apa apa kali ini…
Pukul 09.30 diantara jalanan berair dan becek Pasi Teritorial KODIM menjabat erat “ Semangat teman ….” Kita sama sama berjuang …” baik tak ada waktu yang akan kusia siakan kalin ini “.
09.45 langit semakin menghitam ombak bergejolak KRI Teluk Cirebon merapat kedermaga semua diam membisu kedalam tenda peleton dan barak, Di Posko masih sibuk menyiapkan data korban dan kerusakan termasuk bantuan masuk dan keluar kemana saja harus didistribusikan. Koneksi internet dari TSF (Telecome San Frontiere) masih belum juga memenuhi harapan rekan rekan untuk segera mengirim laporan….
10.00 telpon berdering dari Hapea “ Mas ada masyarakat yang butuh tenda peleton untuk Posko di pengungsian Taikako “ mereka sudah menunggu kalau diijinkan barangnya mau dibawa …”
“ Bawa saja kebetulan masih ada satu tenda peleton “ nanti minta surat tanda terimanya dan juga foto dokumentasi ..”
Semoga bisa membantu disaat hujan mereka tentu sangat memerlukan segera…
11.30 …Pak Endang BNPB Jakarta meminta briefing dengan teman teman tentang Cluster (kelompok kerja) siapa melakukan apa untuk tahap emergency dan recovery:
Mercy Corps berecana Focus di bidang Livelihood (pemuliohan ekonomi) Agriculture, Livestock, fisheries ,forestry, farmer, fish pond etc kemudian juga di WASH (Water Sanitation and Health), Pendidikan UNICEF dan Save The Children, Perumahan PU dan PMI, Kesehatan Dinkes dan WHO, Koordinasi UN OCHA, Emergency Basarnas, Logistik Bulog dan IOM, Pangan WFP ….
12.00 masih ingat makan tak seperti biasanya makan sampaui larut larut makan pagi, makan siang, makan malam digabungkan …sadar bahwa itu kebiasaan buruk….
13.00 telpon bordering dengan suara terbata bata terdengar berita itu ….”Mas ayah sudah berpulang….sabar ya tadi informasinya jam 10.00, namun tidak bisa dihubungi baru masuk sekarang telponnya “….
Sesaat kemudian terhenyak bagaimana untuk bisa segera mencapai jawa…hujan badai tak juga berhenti…” ya Alloh kuatkan hambamu kali ini “…
Segera telpon ke jawa …bagaimana kondisi Ibu…
“ Ibu sudah merelakan kepergian ayah, mas…tadi sekitar jam 10.00 dan hari ini langsung dimakamkan “ sabar ya kami sudah berkumpul semua tetangga tentangga juga ayah sudah dibaringkan diruang tengah….minta tolong dikabari keluarga yang lainnya “. Deny adik bungsuku masih dengan nada tegar mencoba mengisahkan kejadian tersebut….
Baik mas segera telpon yang lain, namun tidak bisa berharap banyak untuk segera kembali cuaca tidak memungkinkan dan juga transportasi tidak ada…mas coba mencari segala akses untuk segera pulang…
13.30 ijin kepada Kepala BPBD untuk tidak ikut rapat sekaligus pemberitahuan kabar belasungkawa, teman teman mohon maaf tidak bisa hadir dan membantu mungkin saya akan segera pulang ke jawa berkenaan dengan berpulangnya Ayahanda hari ini…
Turut berbelasungkawa teman…semoga pengorbananmu tidak pernah sia sia….(ucapan simpati dari rekan rekan seperjuangan)….dari PMI menawarkan Helikopter sampai dengan Muko muko..(jangan heli itu lebih dibutuhkan disini daripada untuk mengantar aku pulang)…
Coba menghubungi Nahkoda Kapal Labobar kapal PELNI yang mengantar bantuan dari Jakarta sudah 1 minggu bersandar di mentawai bongkar bantuan dan mengangkut relawan…mala mini berangkat kembali menuju Jakarta…lego jangkar ditengah selat….
Jam 16.30 ijin ADPEL (adminstratur pelabuhan) harus membuat surat persetujuan dan sepengetahuan camat untuk naik kapal dan kembali ke Jakarta…printer rusak…surat salah ketik ..Ya Alloh berikan aku kesabaran dan ketenangan saat ini…
17.00 surat ditandatangani…
Selamat tinggal Sikakap, sampai nanti Pagai aku harus pergi kali ini…..
Mencari boat kayu transfer menuju kapal Labobar 3 kali bolak balik dariPelabuhan TPI, Hotel Lestari hingga pada akhirnya kembali ke pelabuhan depan Kecamatan…sewa boat menuju Kapal Labobar
Tangga diturunkan dari Kapal…naik tingkat demi tingkat menuju Palka…selamat datang crew ABK Kapal menyambut dengan Ramah…
Masih sempat membuat laporan kegiatan yang dilakukan….sebelum pergi..
Laporan distribusi bantuan
Lapran resources tokoh kunci yang harus dihubungi
Pembicaraan perekrutran Volunteer READY dan YCM
Strategy distribusi bantuan
Sewa rumah untuk kantor
Planing Program kedepan
Sewa Sepda motor
Menunggu barang bantuan kiriman dari padang
Meninmggalkan peralatan standart Security untuk teman teman…
Labobar…Dek 5 di barak kasur berjajar…
Ibu Doter Tatik menyambuat …” Mas apa kabar mau pulang “
Iyan pegawai BPBD Kota Padang wah mas ketemu kita jangan bilang sama Bapak ya saya kabur kementawai karena sudah gak sabar ingin membantu mereka….
Niko PMI Cabang Jakarta Raya …met kenal mas beruntung saya bisa sampai mentawai dan ikut membantu masyarakat…
KONICHI wartawan dari Jepang …Arigato wawan san kita ketemu lagi saya ingin banyak dengar ceritamu tentang mentawai dan bagaimana kamu menyiapkan masyarakat untuk menghindari bencana…terimakasih atas foto foto dan film yang kamu bagikan, saya sangat beruntung bisa ketemu dengan kamu nanti satu tahun lagi aku akan datang kembali dan meminta bantuanmu…
Labobar kapal wilayah INDONESIA timur yang datang ke mentawai membawa bantuan dan relawan…akhirnya kembali ….jam 17.00 naik ke kapal jam 01.00 dini hari meluncur menuju tanjung priok….
12.00 daratan Bengkulu sudah terlihat deretan gunung dan bukit bukit disisi sebelah kiri….
5 November 2010
02.00 dini hari Kapal segera merapat 1 jam lagi dipelabuhan Tanjung Priok….tak ada mimpi yang bisa terlewati disepanjang malam, tak ada tidur lelap yang bisa kulalui kali ini…
masih sempat kontak Fk KBPA yang tertahan di Lantamil KRI menuju SIkakap Mentawai belum jalan...Capung CS tidak sempat ketemu silahkan kalau sampai mentawai langsung gabung dengan Team Ready di Sipora hubungi Posko Jimmy Richard Haris di Sikakap Hubungi Paret Sirileleu atau Andri Zainul dan Jos Kamatir
03.00 mendarat dipelabuhan …say goodbye to volunteer Wanadri, Doklter MDMC Palembang, Dokter DKK Kota Padang, Metro TV dan lain lain…
Selamat tinggal sobat sampai ketemu nanti
03.20 menuju terminal tanjung priok …bis Moda Bandara Sukarno Hatta…berharap dapat tiket pagi untuk bisa segera sampai ke Semarang…
Sriwijaya tiket sudah habis hari ini..terminal 1 A
Lion Air ..tiket Sudah habis hari ini …..terminal 1 B
Batavia tiket hanya ada nanti jam 16.30 terminal 1C….ya sudah saya coba cari yang lain dulu….
Keliling…hubungi kantor…ya ampun sekarang hari libur …tak bisa berharap banyak untuk minta bantuan..
“Mas ini ada tiket jam 08.30 ke Semarang 750.000 ….mau “
“ Tidak pak terimakasih…..bukan sayang uang untuk segera ketemu dengan keluarga dan berdoa dipusara Ayah “ namun saya tak ingin calo itu mendapatkan kesempatan menelantarkan orang karena tiket telah mereka borong …demi hukum dan keadilan…
Bang saya ambil tiket yang jam 16.30 …Loket BATAVIA Bandara Sukarno Hatta…jam 07.00
Keluar dari loket…” Bang masih mau ini tiket 600 ribu lah…”
“ Maaf bang saya sudah beli tiket yang sore “….
550 ribu bang….murah ini langsung berangkat…
“ terimakasih bang saya sudah ambil tiket yang sore “ , kasihan orang lain…berikan saja kepada mereka jika abang mau..
10 jam waktu kulalui menunggu di bandara…2 majalah tempo kubaca dan kusimpan “ WHEN DISASTER STRIKES “
Kumulai lagi menulis kata demi kata…
Ayah doa kami selalu menyertai kepergianmu…
Anakmu
Wawan Budianto
November 6, 2010 Sisipan buku “ Dipuncak Gelombang “


